Suatu siang yang panas, saya mengendarai sepeda motor dari arah malioboro, saat lampu merah saya berhenti dibaris kedua pembatas jalan, tepat disebelah kiri saya pos polisi, saya menoleh sebentar ke arah pos tersebut, terlihat beberapa om-om berseragam sedang duduk-duduk, saya palingkan kembali wajah saya dari pos tersebut dan sambil menunggu lampu hijau saya nyalakan sebatang rokok.
tak disangka-sangka, tiba-tiba saja salah satu polisi tadi sudah berada tepat di samping saya, "selamat siang mas.... maaf mengganggu perjalanannya... bisa ke pinggir dulu mas..?" batin saya tersadar, ternyata motor yang saya pakai tidak ada kaca spion (kebetulan motor pinjaman punya sepupu), dan celakanya lagi sim saya mati... waduh...
ya saya pasrah saja, jujur dan apa adanya, didompet saya hanya ada selembar uang sepuluh ribu rupiah dan ATM yang saldonya tit...
Polisi tersebut mengarahkan saya untuk ikut ke pos, saya ikut saja, sesampainya di pos ia melontarkan pertanyaan klasik "tahu kesalahan anda apa?" dengan wajah datar saya menjawab "tau pak..", dan pertanyaan klasik kedua pun muncul "bisa lihat surat-menyuratnya?", "bisa pak" jawab saya seraya mengeluarkan STNK dari dompet, "SIMnya mas..?", ini dia yang tidak saya harapkan, SIM saya yang sudah habis masa berlakunya saya sodorkan, dan tepat perkiraan saya, kata yang keluar adalah "wah..simnya sudah mati ini mas..", mau jawab apa lagi selain "iya pak...".
dan ini dia babak penentu...
"mau sidang atau...?"
Berhubung memang tidak punya duit, saya langsung menjawab "sidang saja pak...",
seolah memperlambat alur, polisi tersebut mengeluarkan sebuah kertas yang sepertinya berisi pasal-pasal pelanggaran dan bertanya kepada saya "sudah pernah sidang sebelumya mas..?", "belum pernah pak...",
"ini ada dua pelanggaran, yang pertama tidak memiliki sim, dan yang kedua kendaraan tidak lengkap atau tidak ada spion... jadi kalau sidang bayar denda segini mas..." seraya menunjukkan jumlah yang tertera pada daftar pasal tersebut, seingat saya jumlahnya ditotal-total hampir mendekati dua juta rupiah, saya awam soal sidang menyidang seperti ini, kebetulan saya jarang pula berurusan dengan penilangan, saya agak kaget melihat jumlah tersebut, namun ya berusaha tenang dan hanya menjawab "iya pak..", selanjutnya dengan nada agak "mengancam" ia kembali bertanya "mau sidang saja mas?", dengan sok tenang saya jawab "iya pak.. sidang saja", sekali lagi ia lontarkan kalimat tersebut, tetapi kali ini tidak dengan nada bertanya "sidang saja ya mas...", lagi-lagi saya jawab "iya pak..",
Sekedar berprasangka... mungkin beliau ini menunggu ajakan "damai" dari saya...
toh kalau sedang ada uang waktu itu pasti sudah saya tangkap pancingannya... lagipula dalam bayangan saya sidang pelanggaran lalu lintas itu prosesnya rumit dan memang dendanya sebesar itu...
alhasil, STNK ditahan, ditukar surat tilang, dan saya diwajibkan datang seminggu kemudian ditempat sidang yang sudah ditentukan,
Saya pulang dengan perasaan tidak tenang, dalam bayangan saya, bsa saja sejumlah uang yang tadi disebutkan pak polisi memang harus saya bayar.
sesampainya di jalan kost, saya mampir minum kopi di warung langganan saya, saya ceritakan hal tadi dengan pemilik warung yang kebetulan sudah akrab, ia malah senyum geli dan berkata "jangan takut, paling-paling disuruh antri terus bayar dua puluh lima ribu saja, saya sudah pernah ikut sidang begitu".
jawabannya membuat saya agak lega, namun masih tetap saya kepikiran jumlah uang yang hampir dua juta tadi, dalam hati saya berkata "siapa tau memang benar segitu...".
Singkat cerita tibalah hari H, pagi-pagi saya berangkat ke kantor kejaksaan, ternyata bukan saya sendiri, ada puluhan yang antri dan hilir mudik menunggu dipanggil...
Sekitar satu jam saya menunggu, akhirnya saya dipanggil juga, begini proses sidangnya "saudara Teguh Kurnia..", "ia pak", "anda dua pelanggaran ya... total denda TIGA PULUH LIMA RIBU RUPIAH dan SERIBU RUPIAH biaya administrasi sidang". saya bayar ke ruangan sebelah, tukar STNK yang ditahan dengan bukti pembayaran, dan langsung cabut pulang... sungguh happy ending story... :p
andai saja waktu itu saya bayar ditempat..... "damai"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar